(0362) 21146
kominfosanti@bulelengkab.go.id
Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik

Motif Endek dan Songket Buleleng

Admin kominfosanti | 13 Juli 2018 | 2514 kali

Jika dicermati, setiap lembar kain tenun tidak hanya dihiasi warna, juga motif. Motif kain endek dan kain songket sebenarnya berbeda-beda. Di Buleleng, menurut Nyoman Jayadi pengerajin endek sekaligus pengelola UKM Ayu Lestari tenun ikat di Desa Kalianget, motif khas Buleleng jumlahnya banyak. Diantara motif yang sempat di produksi adalah motif Geringsing, Keplokan, Wajik, Sosor Biu, Singa dsb.

Mengenai harga endek, menurutnya, berbeda-beda tergantung cara membuatnya. Pembuatan endek ada yang memakai alat tradisional - alat tenun cagcag, dan ada yang membuat dengan ATBM. “ Kami membuat endek menggunakan alat tradisional, karena itu harga endek berkisar  Rp. 400 ribu sampai 700 ribu, “ jelasnya.

Sementara itu, pengerajin songket sutra dari Desa Jineng Dalem, Ketut Sri Poni mengatakan motif songket khas Buleleng banyak jenisnya, antara lain dikenal dengan nama motif  Patra Sari, Pot-potan, Bunga Sungenge, Semanggi Gunung, Bintang Kecil, Cakar Ayam dsb. “ Motif khas Buleleng yang berhasil saya kumpulkan baru 16 motif. Semuanya saya warisi dari ibu saya, “ ungkapnya.

Lebih jauh Sri Poni yang memiliki usaha bernama Weaving Centre Poni’S mengaku belajar membuat songket sejak anak-anak, sebagaimana para pengerajin tenun lainnya. Namun kini, tidak ada lagi anak-anak yang belajar menenun. “ Mungkin karena perkembangan jaman dan sibuk sekolah,” ucapnya setengah mengeluh.

Usaha Sri Poni sempat lesu tahun 1990. Lalu sekitar tahun 2010 bergairah lagi. Hal ini disebakan yayasan CTI- Cinta Tenun Indonesia dan PT.Garuda melakukan pembinaan teradap 13 pengerajin songket di Desa Jineng Dalem.” Kami dibina mengenai motif, bahan, serta pewarnaan, dan dipromosikan serta diajak berpameran, “ kenangnya. Lalu sejak itu  usaha tenun songket kembali bergairah, dan ia pun mempekerjakan dan meghimpun sampai 25 pengerajin songket.

Larisnya songket buatannya ,karena pada masa ini kain songket tidak hanya dipakai kain bawah, juga dikreasi menjadi busana resmi maupun pesta. Karena itulah sejumlah desainer ibu kota  meliriknya menjadi mitra kerja dan memesan kain songket produksinya.

Mengenai harga, Ketut Sri Poni mengatakan berkisar Rp.4 juta sampai Rp. 10 juta. “ Harga tergantung motif yang dipesan ,dan lama pengerjaan serta tingkat kerumitannya. Setiap songket dikerjakan 1 – 1,5 bulan. Ukuran songket panjang 2 meter lebih dan lebar 1.10 meter.

sat

Sima 2014

Download disini