(0362) 21146
kominfosanti@bulelengkab.go.id
Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik

Sanggalangit Pusat Budidaya Jambu Kristal

Admin kominfosanti | 22 Februari 2017 | 1253 kali

Desa Sanggalangit patut berbangga, karena desanya disebut-sebut sebagai pusat pembudidayaan jambu kristal. Jambu yang rasanya renyah dan manis itu, semula dikembangkan oleh warga setempat Putu Suradnya bersama kelompok subak abian Sangga Sari Bumi. Hasilnya buah jambu kristal produksi perkebunan Desa Sanggalangit, dipajang di rak-rak sejumlah swalayan di Denpasar dan Singaraja. Namun selanjutnya, karena permintaan dari warga dan pembeli yang langsung datang ke kebunnya, terutama di hari-hari raya, mereka pun kewalahan sehingga tidak bisa lagi memenuhi permintaan dari supplier yang akan menyalurkannya ke swalayan.

Putu Suradnya mengaku mulai menanam jambu kristal sejak tahun 2010, dengan menanam 60 pohon.Setahun kemudian ditanam 200 pohon.Lalu dua bulan kemudian ditambah lagi 300 pohon. Namun demikian semangatnya mengembangkan jambu kristal masih tinggi, lalu menanam pohon serupa di Desa Kalianget sebanyak 300 pohon dilahan setengah hektar yang dikelola oleh adik iparnya. Diperkirakan kini anggota kelompok subak abian Sangga Sari Bumi memiliki sekitar 1500 pohon jambu kristal taiwan.
Sejak mulai menanam dan memetik hasil, Suradnya yang juga bergerak dalam bisnis koperasi simpan pinjam mengaku bisnis jambu kristalnya sudah kembali modal. “Awalnya bibit diberikan cuma-cuma sebanyak 450 pohon, dari seorang teman orang Taiwan. Lalu saya buat sendiri bibitnya. Kini hasilnya modal yang saya keluarkan sudah kembali,” tuturnya. Lebih jauh, dia bercerita kebraniannya menekuni pembudidayaan jambu kristal, dikarenakan bibit diberikan gratis oleh temannya orang Taiwan, dan dijanjikan akan dibeli buahnya untuk dipasarkan ke swalayan di Denpasar. Karena kelanjutannya lancar, ia pun terus mengembangkan pembudidayaan jambu kristal, dari membuat bibit sampai menjual buahnya secara langsung.
Terkait panen, mengaku, dulu panennya lima hari sekali, namun sekarang karena permintaan masyarakat setiap hari, ia tidak bisa menolak memberikan pelayanan penjualan.” Kadang-kadang masyarakat datang membeli 2 -15 kg perhari,” jelasnya. Dari enam ratus pohon miliknya, jika dipanen lima hari sekali, ia bisa memetik buah jambu kristal sebanyak 1,5 kwintal. Selain mengahsilkan buah, dia juga membuat bibitjambu kristal. “ Saya buat bibit sampai ribuan. Sudah diambil oleh petani dari Tabanan,” ungkapnya bangga.
Subak Abian Sangga Sari Bumi sudah menyandang petani organik. Salah satu anggota subak bernama Ketut Pari Agus mengaku sudah menekuni budidaya jambu kristal sejak dua tahun lalu di lahan satu hektar dengan jumlah pohon sebanyak seribu pohon. Soal pemasaran, dia memberikan pengakuan serupa dengan Suradnyana.” Dulu ke swalayan. Kini dibeli langsung oleh masyarakat yang datang tidak hanya dari lingkungan desanya, juga dari luar. Harganya perkilogram lima belas ribu rupiah,”ungkapnya.
Mengenai perawatan, ia hanya menggunakan pupuk kandang sehingga buah jambunya mendapat sertifikat organik. “Yang rutin adalah membungkus buah dengan plastik. Harus tiap hari dikontrol agar buah aman tidak rusak,” jelasnya.
Selain menanam jambu, Agus juga mengisi kebunnya yang luas dengan jeruk sebanyak 100 pohon. Untuk jeruk, ke depannya, dia berencana membuka wisata agro, yang mengijinkan pengunjung untuk memetik sendiri buahnya di pohon.” Tapi sekarang musim tidak bagus sehingga buah jeruk gagal,” keluhnya tapi tetap tersenyum.(st)