Kesenjangan digitalisasi wilayah
perkotaan dengan pedesaan masih terjadi di Kabupaten Buleleng, pembangunan
infrastruktur jaringan internet sangat diperlukan. Dengan pembangunan tower internet berbahan bambu di
Desa Tembok dapat meningkatkan digitalisasi, peningkatan layanan kesehatan,
pendidikan, jaring pemasaran UMKM serta layanan publik pemerintah. Demikian
diharapan Asisten Administrasi Umum Setda Buleleng, Ir. Nyoman Genep, M.T
mewakili Penjabat Bupati Buleleng usai meresmikan Tower Internet berbahan bambu di Banjar
Dinas Sembung, Desa Tembok, Senin, (24/10).
Lebih lanjut disampaikan oleh Asisten Genep, pembangunan tower internet di Desa
Tembok sebagai role model pemerataan akses internet. “Ke depan bisa
diperluas tidak hanya di Desa Tembok
namun di desa lain untuk mengatasi kesenjangan jaringan internet. Nantinya dari
Dinas Kominfosanti akan mengkaji daerah yang perlu dikembangkan atas wilayah blank
spot di Kabupaten Buleleng,” ucapnya.
Pengujung, Asisten Genep menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada
Pemerintah Inggris Common Room Network Foundation, ITB dan pihak lainnya.
Berharap kegiatan ini bisa dilaksanakan di desa lainnya di wilayah Kabupaten
Buleleng.
Sementara itu, Perbekel Desa Tembok Dewa
Komang Yudi Astra mengatakan untuk mewujudkan transformasi digital memerlukan
dukungan infrastruktur dan jaringan internet, serta mengatasi kesenjangan akses
di masyarakat.” Dua hal penting ini menjadi konsen kami dengan pihak Common
Room Network Foundation dan rekan dari Institut Teknologi Bandung dalam
membangun infrastruktur,” jelasnya.
Lebih lanjut ujar Perbekel Yudi, lokasi di Banjar Dinas Sembung merupakan titik
terjauh dari pusat pemerintahan agar masyarakatnya khususnya pelajar dapat
lebih mudah mengakses informasi,
memudahkan layanan publik serta kegiatan-kegiatan yang mendukung perekonomian
masyarakat.
Pembangunan infrastruktur internet di Desa Tembok ungkap Mekel Yudi merupakan
kolaborasi sharing anggaran dana desa dengan pihak Common Room dan ITB. Selain
itu anggaran langganan internet tidak lebih dari Rp. 15 juta.
Di sisi teknis, Dr. Adi Nugraha selaku Kepala Pusat Penelitian Produk Budaya
dan Lingkungan ITB mengatakan, Tower Internet bahan dasar bambu ini bisa tahan
sampai 7-10 tahun, karena sebelum dibangun bahan bambu diawetkan sesuai pakem
masyarakat disini dan biaya yang dikeluarkan kurang lebih Rp. 10 juta sampai
Rp. 15 juta.
“Inilah alasan kami menggunakan tower berbahan bambu, selain dapat menekan
biaya, bahannya sangat mudah didapat dan tahan lama tergantung cara
perawatannya. Makanya tower ini memakai atap untuk melindung paparan panas dan
hujan secara langsung,”ungkapnya.
Untuk diketahui dalam mewujudkan transformasi digital pedesaan di Desa Tembok,
jauh sebelumnya sudah ada kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Buleleng yang
difasilitasi Dinas Kominfosanti Kab. Buleleng dengan penandatanganan MoU dengan
Common Room Network Foundation dari Pemerintah Inggris kepada Desa Tembok.
Kerjasama ini merupakan program kolaborasi dengan berbagai pihak dengan
berbagai kegiatan seperti Rural ICT Camp yang berlangsung dari tanggal 21-25
Oktober 2022 di Desa Tembok untuk peningkatan kapasitas masyarakat,
pengembangan internet sekolah komunitas, digital skill training, pengembangan
UMKM berbasis digital. Selain itu pembangunan infrastruktur jaringan internet
untuk pemerataan akses informasi. (wd).
sumber : Majalah E Sima Buleleng