Potensi Bisnis Budidaya Jamur Tiram Desa Subuk
Admin kominfosanti | 28 Agustus 2014 | 2460 kali
Desa Subuk merupakan daerah yang berbukit – bukit dengan ketinggian antara 300m – 400m dari permukaan air laut. Dilihat dari iklim, Desa Subuk masih beriklim tropis yang pada umumnya 5 bulan musim hujan dan 7 bulan musim kemarau, dan kondisi udara cukup segar dan bersih oleh karena faktor pencemaran relatif masih rendah. Suhu udara rata – rata minimun 24 C dan maksimum 32 C. Dengan gambaran topografi tersebut maka Desa Subuk sangat potensial dalam mengembangkan usaha budidaya jamur tiram.
I Made Astawa, SE selaku perbekel Desa Subuk mengatakan, bahwa di desanya sudah terdapat kelompok-kelompok masyarakat yang aktif membudidayakan jamur tiram. Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang paling sering dikonsumsi oleh manusia. Oleh karena itu, jamur tiram memiliki potensi bisnis yang sangat besar. Peluang usaha jamur tiram memiliki prospek yang sangat bagus. Selain itu, peluang usaha ini juga memiliki berbagai subsektor yang bisa disesuaikan dengan minat, bakat, kondisi permodalan, serta potensi lain yang dimiliki.
Peluang usaha jamur tiram di Desa Subuk sebagian besar dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga, Secara teknis budidaya jamur tiram tersebut tidak terlalu sulit untuk dilaksanakan. Budidaya jamur tiram bisa dilakukan dengan teknik yang sangat sederhana, pemasaran juga masih terbuka sangat besar, mengingat konsumen jamur tiram semakin hari kian meningkat.
Dari data yang diperoleh, bisnis produksi jamur tiram ini menjanjikan keuntungan yang lumayan, dengan keuntungan bersih (netto) berkisar antara 20-30 %. Jumlah keuntungan netto meningkat menjadi 30-50% apabila dijual dalam bentuk olahan, misalnya jamur goreng krispi yang bisa dijumpai di Kota Singaraja. Salah satu usahawan jamur krispy yang bernama Merti Adnyani yang membuka lapak di depan Gor Bhuana Patra Singaraja mengatakan, bahwa dari usaha bisnis pengolahan jamur tiram menjadi produk olahan jamur krispy dapat menghasilkan keuntungan yang lumayan besar. Selain pangsa pasar yang masih cukup luas, peminat jamur crispy di Singaraja juga cukup besar. Selain karena rasanya yang enak dan gurih juga karena kandungan gizi yang terdapat didalamnya cukup besar. Jamur krispy bisa dimakan langsung maupun dikonsumsi untuk lauk pauk.
Adapun keuntungan dan keunggulan budidaya jamur tiram antara lain: jamur tiram putih sebagai makanan organik, sehat dan lezat merupakan karakteristik yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi, teknik dan peralatan budidaya yang sederhana, lahan produksi yang dibutuhkan relatif kecil dan tingkat persaingan yang tidak begitu ketat.
Dijelaskan oleh I Made Astawa, bahwa petani jamur di Desa Subuk dalam budidaya jamur tiram masih pada sub sektor budidaya dan pemasaran hasil mentah, sedangkan untuk sub sektor pengolahan hasil masih belum dilakukan. Untuk pemasaran, hasil produksi jamur tiram Desa Subuk dijual ke pasar-pasar tradisional maupun modern yang ada di Kecamatan Seririt dan sekitarnya. Nantinya diharapkan pangsa pasar yang bisa dikelola bisa menjangkau seluruh Buleleng ataupun seluruh Bali. (Tim/Sur)