Ada hal yang menarik untuk diamati belakangan ini. Apa itu? Hampir di semua wilayah perkantoran di lingkungan Pemerintah Kabupaten Buleleng dilakukan gerakan bersih-bersih. Semangat membersihkan kantor dan lingkungan di sekitar itu dimulai dari program Buleleng Bebas Sampah Plastik tahun 2015. Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST dalam berbagai kesempatan, mensosialisasikan program ini dengan harapan segera disambut dan ditindaklanjuti oleh semua aparat pemerintah dan masyarakat Buleleng.
Gerakan kebersihan itu kini benar-benar sedang bergeliat di kantor-kantor pemerintah. Apalagi ada informasi yang bisa dipercaya bahwa dalam waktu tak lama lagi akan diadakan evaluasi kebersihan kantor. Maka, gerakan kebersihan di SKPD pun kian menguat. Ada yang melakukan kerja bakti kebersihan Jumat-an, ada yang menata taman, ada yang mempercantik ruangan, dan banyak lagi kiat yang dilakukan untuk menciptakan suasana kantor yang nyaman dan asri. Untuk menyemangati para pegawai memperindah ruangannya, ada kantor pemerintah mengadakan lomba kerbersihan dan keindahan antarruangan. Tentu saja ini gerakan positif. Rupanya semangat Bupati Buleleng mulai merambah hingga ke jajarannya yang terbawah.
Tak hanya itu. SKPD pun diwajibkan untuk bertindak sebagai “bapak angkat” kelurahan dalam gerakan kebersihan. Apa maksudnya? Di samping upaya-upaya mandiri yang dilakukan oleh kelurahan, SKPD diwajibkan ikut berperan mendorong agar kelurahan “binaan”-nya menjadi bersih dan bebas sampah plastik. Setiap SKPD dipastikan menjadi “bapak angkat” kelurahan tertentu dan mulai bergerak dengan melakukan identifikasi permasalahan yang ada di kelurahan terkait dengan kebersihan dan penanggulangan sampah plastik. Setelah permasalahannya diidentifikasi, barulah kemudian dicarikan jalan keluarnya. Maka, tidak bisa tidak, di samping harus berupaya membuat kinclong kantornya sendiri, SKPD juga membantu memotivasi agar kelurahan “binaan”-nya kian bergiat mewujudkan kebersihan lingkungan. Apalagi, nantinya akan diadakan lomba kebersihan antarkelurahan.
Upaya menciptakan wilayah yang bersih ini tentu harus dilakukan secara komprehensif dan sistemik. Komprehensif dimaksudkan, semua pihak dilibatkan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pengevaluasian program ini. Upaya yang satu mendukung upaya yang lain, saling melengkapi dan bersinergi. Sistemik dimaksudkan, agar upaya ini dilakukan dengan diatur oleh sistem operasional dan prosedur (protap) yang pasti dan jelas, di samping regulasi yang sudah menjadi dasarnya.. Pada tingkat pelaksanaan di SKPD, misalnya, bagaimana caranya agar pemilahan jenis sampah yang dilakukan SKPD pada bak sampah setempat tidak kembali disatukan/dicampur ketika dibuang oleh cleaning service ke TPS terdekat. Demikian juga dengan predikat yang disandang SKPD sebagai “bapak angkat.” Dalam konteks ini, seyogianya SKPD lebih bertindak sebagai pendorong/motivator/ fasilitor gerakan kebersihan. Secara berkala mungkin baik sekali jika pegawai SKPD terjun ke areal binaan untuk ikut bersih-bersih, tetapi jangan sampai SKPD akhirnya mengambil alih tugas sebagai “petugas kebersihan” di kelurahan binaannya itu. Hal ini tentu saja tidak baik, karena cenderung akan membuat penghuni setempat menjadi penonton alias pasif daripada berpartisipasi aktif dengan kesadaran penuh menjaga kebersihan wilayahnya. Seharusnya, secara bertahap masyarakat secara mandiri bisa menjaga kebersihan wilayahnya. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan sangat diperlukan, terutama di awal gerakan ini.
Akhirnya, mari kita sambut ajakan Bupati untuk melakukan gerakan hidup bersih dan sehat. Mari kita ciptakan suasana kantor yang bersih, rapi, dan asri sehingga memberi nilai positif dalam menumbuhkan semangat bekerja. Mari kita perkuat gerakan Buleleng Bebas Sampah Plastik Tahun 2015. No plastic waste! Bersama kita bisa! Pasti bisa! (iks).
Sima 2014