Literasi dan Transformasi Digital Jadi Sorotan di Festival Literasi 2025 Buleleng
Admin kominfosanti | 23 September 2025 | 562 kali
Dengan mengusung tema “Buleleng Berliterasi, Buleleng Paten”, Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) menyelenggarakan Festival Literasi 2025. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, 23–25 September 2025, dan dibuka secara resmi oleh Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra, di Gedung Laksmi Graha, Singaraja, Selasa (23/9). Hadir pula Kepala Bidang Pengelolaan Komunikasi Publik, I Putu Suryada Santhi, bersama undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Bupati Sutjidra menegaskan bahwa literasi adalah fondasi penting bagi pembangunan masyarakat yang cerdas, kritis, dan berkarakter. Ia juga menyoroti pentingnya transformasi perpustakaan di era digital, dengan komitmen pemerintah daerah untuk memperkuat sarana dan prasarana, termasuk penambahan armada perpustakaan keliling agar layanan literasi dapat menjangkau hingga pelosok desa.
Sementara itu, Kepala DPAD Buleleng sekaligus Ketua Panitia, Ni Made Era Oktarini, menjelaskan bahwa penyelenggaraan festival bertepatan dengan Hari Kunjung Perpustakaan 2025. Tema yang diangkat, menurutnya, mencerminkan harapan agar literasi tidak hanya berhenti pada aktivitas membaca dan menulis, tetapi juga mampu melahirkan generasi produktif, adaptif, serta berpijak pada budaya lokal. Tak kurang dari 800 peserta yang terdiri atas pelajar, mahasiswa, guru, pustakawan, hingga komunitas literasi turut ambil bagian dalam festival ini.
Festival Literasi 2025 terselenggara berkat dukungan Perpustakaan Nasional RI melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Nonfisik Tahun 2025, serta kerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan, komunitas literasi, dan mitra sponsor.
Berbagai agenda menarik turut mewarnai festival ini, mulai dari pameran buku, pameran kerajinan kreatif siswa berbahan sampah plastik, hingga sesi berbagi wawasan dari dua narasumber inspiratif: Sugi Lanus (pegiat budaya) dan Ketut Suwarmawan (Kadis Kominfosanti Buleleng). Keduanya membahas literasi dari perspektif budaya, inovasi, dan transformasi digital, memberikan inspirasi baru bagi peserta untuk memaknai literasi secara lebih luas dan kontekstual.