Dalam sambutannya Kabid Widarma menerangkan bahwasannya eksibisi ini bertujuan untuk mengenalkan dan memberikan pendidikan peserta mejaran-jaranan bagi generasi muda atau kaum milenial terkait keunikan, aturan-aturan dalam permainan rakyat mejaran-jaranan.

Kegiatan ini sejalan dengan program pemerintah untuk terus membangkitkan tradisi-tradisi yang ada di Kabupaten Buleleng. Tradisi mejaran-jaranan merupakan warisan budaya tak benda (WBTB) yang telah diakui nasional oleh Kemendikbudristek tahun 2022 lalu.

Sementara itu, Lurah Banyuning Nyoman Mulyawan dalam pesannya mengatakan eksibisi mejaran-jaranan telah dilakukan sebelumnya dari Provinsi Bali, kali kedua ini dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, untuk itu pihaknya menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada Pemkab. Buleleng.

Dijelaskan permainan mejaran-jaranan merupakan tradisi turun temurun yang melekat sebagai rangkaian saat piodalan di Pura Gede Pemayun Banyuning Tengah dengan bermandikan lumpur sembari "Mecolek Adeng" bertempat Jaba Pura yang dilakukan oleh anak-anak maupun remaja.

Permainan mejaran-jaranan dibagi menjadi 2 kelompok beranggotakan masing-masing 10 orang, membentuk formasi kuda dan pelana, sebagai joki 1 orang dan 2 orang mengangkat joki lalu  para joki akan adu kekuatan saling dorong, bagi yang jatuh lebih dulu dinyatakan kalah. Mejaran-jaranan ini diiringi oleh lantunan lagu mejaran-jaranan sembari berputar mengelilingi arena sebelum beradu.

Turut hadir dalam eksibisi Babinkamtibnas Banyuning, Pamong Budaya Dinas Kebudayaan, Kepala Sekolah SDN 1,5 dan 6 Banyuning.