Kepala Dinas Kominfosanti Buleleng, Ketut Suwarmawan mendampingi Sekda Buleleng, Gede Suyasa dalam dialog interaktif “Buleleng Festival 2025, Merayakan Warisan Lewat Topeng” yang digelar oleh Radio RRI Singaraja di Studio RRI Singaraja, Rabu (13/8). Bulfest tahun ini mengangkat tema “The Mask History of Buleleng”, yang terinspirasi dari sejarah dan kekayaan topeng atau tapel Buleleng yang merepresentasikan dimensi kehidupan manusia, menggambarkan karakter, perilaku, dan cerita yang diwariskan secara turun-temurun.
Sekda Suyasa sekaligus Ketua Panitia Bulfest 2025, menjelaskan bahwa pemilihan tema ini memiliki nilai historis dan filosofis yang kuat yakni Topeng adalah simbol kehidupan. Ia dapat menampilkan berbagai karakter dan emosi, merefleksikan perilaku manusia, sekaligus menyimpan cerita leluhur kita. Buleleng memiliki ratusan topeng, baik sakral maupun kreasi modern, dan pernah menjadi tuan rumah konferensi topeng internasional pada tahun 2010.
Bulfest 2025 akan digelar mulai 18 Agustus di berbagai titik strategis, seperti panggung utama depan Patung Singa Ambara Raja untuk pertunjukan seni tradisi hingga musik modern, Rumah Jabatan Bupati dan RTH untuk pameran topeng, kuliner serta BDE (Buleleng Digital Expo), Gedung Sasana Budaya untuk seni legendaris, Puri Kanginan untuk seni klasik, serta di sepanjang Jalan Pahlawan hingga Veteran yang akan dipenuhi stand UMKM kuliner dan kesenian tradisional.
Bulfest 2025 juga mengedepankan keinginan. Seluruh stand akan menggunakan bahan alami seperti bambu, klangsah, dan bedeg. Pengelolaan sampah dilakukan secara terintegrasi, dengan sampah organik diolah menjadi pupuk di Jagaraga, anorganik disalurkan ke Bank Sampah, dan residu ke TPA. Sebagai simbol kepedulian terhadap lingkungan, disiapkan pula 40 masker hasil daur ulang sampah untuk menghiasi festival.
Seluruh rangkaian Bulfest 2025 dapat dinikmati gratis tanpa tiket masuk. Pemkab Buleleng juga akan menyediakan bemo sebagai transportasi pengunjung untuk menghidupkan kembali moda angkutan tradisional.