Bertempat di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng dilaksanakan Rapat Asistensi Pembentukan CSIRT Kabupaten Buleleng. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) RI bersama Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kabupaten Buleleng menggelar Asistensi Pembentukan Computer Security Incident Respon Team (CSIRT) kepada seluruh OPD se-Kabupaten Buleleng dan Anggota Pokja Satgas CIRT Buleleng yang sudah dibentuk sejak bulan Mei 2019.
Dalam sambutannya Kadis Kominfosandi Kab. Buleleng Dr. Drs. I Ketut Suweca, M.Si yang didampingi Kabid Persandian Kominfosandi Kabupaten Buleleng, Putu Gopi Suparnaca, S.Sos dan Kasi Operasional dan Pengamanan Persandian Kominfosandi Kabupaten Buleleng, Komang Ery Marta Pariata, ST, menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesediaan Tim BSSN RI hadir ke Kabupaten Buleleng memberikan pemahaman terkait tugas pokok dan fungsi CSIRT dalam menanggulangi maupun memulihkan keamanan siber. Lanjut Kadis menerangkan bahwa Kabupaten Buleleng melalui Dinas Kominfosandi Kabupaten Buleleng telah membentuk Satgas CIRT pada Bulan Mei 2019, dan juga telah melaksanakan fungsinya antara lain :
a. Pelayanan Aduan Kejahatan Insiden Siber
b. Melaksanakan Operasi Patroli Siber di Media Sosial dan Verifikasi Berita Hoax
c. Pembinaan Pengamanan Informasi Siber
d. Pengawasan dan monitoring potensi sumber ancaman serangan siber melalui deteksi Sensor Honeypot
4. Peran dan Fungsi Gov-CSIRT melaksanakan pengamanan informasi khusus pada software/perangkat lunak dan hardware/perangkat keras, server yang terintegrasi pada sistem.
Tim dari BSSN sebanyak 5 orang dan sebagai Ketua Tim Sriyanto, S.Sos, MM,
Kepala Subdirektorat Penanggulangan dan Pemulihan Pemerintah Daerah Wilayah I (termasuk Bali) BSSN RI, didampingi Dona Novan Satriawan, S. Tr.TP, selaku Pengolah Data Keamanan Siber dan Sandi pada Subdirektorat Penanggulangan dan Pemulihan Pemerintah Daerah Wilayah I, Fiogi, S.TP, selaku Perespon Insiden Keamanan Siber pada Subdirektorat Penanggulangan dan Pemulihan Pemerintah Daerah Wilayah I, dan Virgo Rita, ME, Kepala Bagian Pengelolaan Kinerja, BSSN, sebagai ketua team evaluasi dan monitoring pelaksanaan program dan anggaran, terhadap pencapaian Indikator Kinerja BSSN.
Ketua Tim Sriyanto dalam pemaparannya menyampaikan maksud dan tujuan dibentuknya Gov-CSIRT di seluruh indonesia adalah untuk membangun, mengoordinasikan, mengolaborasikan dan mengoperasionalkan sistem mitigasi, manajemen krisis, penanggulangan dan pemulihan terhadap insiden keamanan siber pada sektor pemerintah dan membangun kerja sama dalam rangka penanggulangan dan pemulihan insiden keamanan siber pada sektor pemerintah, membangun kapasitas sumber daya penanggulangan dan pemulihan insiden keamanan siber pada sektor pemerintah, mendorong pembentukan CSIRT pada sektor pemerintah. Adapun layanan yang diberikan Gov-CSIRT Indonesia meliputi respon insiden dalam bentuk: triase insiden, koordinasi insiden dan resolusi insiden, disertai dengan aktivitas proaktif dalam bentuk cyber security drill test, workshop, bimbingan teknis dan asistensi pembentukan CSIRT sektor pemerintah.
Harapan kedepan dengan dibentuknya Gov-CSIRT seluruh indonesia, Kasubdirektorat Sriyanto sangat mengapresiasi Pemkab Buleleng telah membentuk Satgas CIRT. Apresiasi itu diberikan karena Diskominfosandi Kab. Buleleng merupakan yang pertama atau pelopor pembentukan CIRT di Bali, dan sangat aktif berkoordinasi dengan BSSN RI.
Terkait keselarasan nama CSIRT dan CIRT, Sriyanto menegaskan telah merancang hal itu, dan dalam waktu dekat akan diinformasikan ke Kominfosandi Kab. Buleleng. Lebih lanjut dijelaskan, penyelarasan itu penting dilakukan sebagai pengendali atau pembeda antara CSIRT dibawah pemerintah dengan komunitas siber hoax lainnya.
Selain itu, Sriyanto juga menerangkan bahwa BSSN dalam waktu dekat akan membuka Pendidikan dan Latihan (Diklat) kepada anggota CSIRT di seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia, tentunya diklat itu tidak bersifat wajib secara keseluruhan mengingat kondisi anggaran masing-masing.
Kedepannya Sriyanto berharap dengan terbentuknya CSIRT di setiap kabupaten/kota di Indonesia, berbagai serangan hacker, penyebaran hoax dan tindak penipuan dapat ditekan seminimal mungkin pergerakannya. (desak-bidsan)