(0362) 21146
kominfosanti@bulelengkab.go.id
Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik

Diskominfosandi Hadiri Diskusi Akhir Tahun KJB, Koster Jamin Bandara Buleleng Pasti Dibangun

Admin kominfosanti | 10 Desember 2018 | 411 kali

 

Enjok Enjing Kaje Kelod (ketimpangan selatan-utara, Red) Part 2, edisi Menagih Janji menjadi tema dalam diskusi akhir tahun yang digelar Komunitas Jurnalis Buleleng (KJB) pada Jumat (7/12). Tema ini dipilih untuk mengkritisi ketimpangan pembangunan Bali Selatan dengan utara. Terlebih, janji pemerataan Utara-Selatan sempat terlontar saat Wayan Koster berkampanye jelang Pilgub Bali pada Januari 2018 lalu di Taman Kota Singaraja.

Setelah terpilih menjadi orang nomor satu di Bali, masyarakat Buleleng berharap Wayan Koster segera merealisasikan janji politiknya saat masa kampanye. Mulai dari janji pembangunan transmisi televisi, short cut, pengembangan Pelabuhan Celukan Bawang, proteksi buah lokal agar masuk hotel, jaminan kesehatan, hingga pembangunan Bandara Buleleng.

Selain mengundang Gubernur Bali Wayan Koster, KJB juga mengundang mantan Gubernur Bali dua periode Made Mangku Pastika, Bupati Badung Nyoman Giri Prasta dan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana. Hanya saja, Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta berhalangan hadir lantaran tengah berada di Bandung, Jawa Barat untuk acara kunjungan kerja.

Dalam diskusi tersebut, mantan Gubernur Bali Made Mangku Pastika didaulat menjadi pembicara yang pertama. Ia memaparkan sejumlah capaian selama 10 tahun memimpin Bali, sejak 2008 hingga 2018. Mulai dari program bedah rumah, Simantri, pembangunan SMA/SMK Bali Mandara.

“Memang Buleleng pincang dari dulu. Dan sengaja dibuat pincang. Sejak 25 tahun sebelum 2009, by desain pembangunan pariwisata selalu dipusatkan di selatan. Ada peraturannya. Tidak pernah ada kawasan pariwisata di Buleleng. Lalu sudah pasti sulit mewujudkan hotel di Buleleng,”ujarnya

Bila warga Buleleng ingin bersaing dengan Bali Selatan dalam merebut kue pariwisata, maka Buleleng harus menyiapkan obyek wisata yang menarik bagi wisatawan. Tak cukup disana, SDM pun juga harus disiapkan agar memiliki daya saing dengan kabupaten lainnya.

“Sumber daya manusia harus orang-orang unggul. Pendidikan harus maju. Saya buat SMA/SMK Bali Mandara, SMK Taruna di Kaliasem apa maksdnya? Ya pasti ada maksudnya. Pasti ada tujuannya. Dan harus diingan 75 persen dari siswa Bali Mandara itu berasal dari Buleleng,” bebernya.

Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster yang mendapat kesempatan bicara langsung membahas rencana pembangunan Bandara Buleleng yang diidam-idamkan masyarakat Buleleng. Ia menegaskan jika Bandara Buleleng sudah pasti akan dibangun di wilayah Kecamatan Kubutambahan
Namun, apakah dibangun Kubutambahan di darat ataupun di laut, Koster belum berani memastikan. Pihaknya pun meminta masyarakat Buleleng untuk sedikit bersabar menunggu kepastian tersebut.

“Bandara ya sudah pasti. Soal lokasi sudah pasti di timur (Kubutambahan, Red). Penlokanya sabar dikit. Nanti, saatnya saya ngomong,” ujar Koster dalam acara diskusi akhir tahun Komunitas Jurnalis Buleleng (KJB) pada Jumat (7/12) di Gedung Mr. Ketut Pudja.

Koster mengklaim selama ini pihaknya sudah melakukan pertemuan secara intensif dengan pihak terkait. Bahkan, dalam waktu dekat ijin penentuan lokasi akan segera dilakukan. “Oleh karena itu saya harap kita harus solid. Pertama yang solid adalah Buleleng. Jangan saling jelekin, mau di darat atau di laut. Saya tidak berpihak kepada siapapun, yang penting terwujud. Saya akan selektif dengan investor,” imbuhnya disambut riuh tepuk tangan hadirin.

Selain rencana pembangunan bandara, Koster juga sempat menyinggung proyek short cut yang sedang berjalan, utamanya di titik 5-6 yang menghubungkan Singaraja-Bedugul, di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada. Proyek yang menelan anggaran sebesar Rp 145 miliar tersebut diprioritaskan tuntas Desember tahun 2019 mendatang.
Selanjutnya jika sudah tuntas, pembangunan short cut akan terus berlanjut. Bahkan ia meyakini, mega proyek ini akan menuntaskan total 10 titik hingga tahun 2021 mendatang dengan prediksi anggaran sebesar Rp 1,2 triliun
“Short cut harus selesai tahun 2021 yang 10 titik. Anggarannya mencapai Rp 1,2 Triliun termasuk pembebasan lahan. Kalau sudah tuntas, maka jalan akan lebih nyaman, lebar bertambah, kemiringan berkurang. Dan waktu tempuh antara Singaraja-Denpasar yang awalnya 2 jam menjadi 1,5 jam. Tentu dampaknya perekonomian akan menjadi lancar,” bebernya.

Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana berharap pemerataan pembangunan Bali Utara segera terwujud. Terlebih realisasi pembangunan short cut titik 5-6 sudah dimulai. Bupati Agus optimis ketimpangan Utara-Selatan segera teratasi dengan aksesibilitas yang memadai. "Kenapa saya ngotot short cut titik 5-6? Tetapi ketika berbicara keberpihakan Buleleng maka saya ngotot 5-6. Takutnya kalau short cut titik 3-4 (Baturiti) lebih dulu nantinya berhenti di sana. Sehingga Buleleng tetap terlewatkan,” ujarnya. Begitu juga masalah proteksi buah lokal yang dihasilkan petani Buleleng. Bupati Suradnyana menyebut pembangunan Pasar Banyuasari diharapkan menjadi solusinya. “Dengan sharing biaya Rp 25 miliar pemprov Bali, Rp 25 miliar Badung dan Rp 50 miliar dari Buleleng maka pasar Banyuasri segera terwujud. Petani tidak kebingungan menjual buah lokal. Bahkan diproteksi bisa masuk hotel untuk dinikmati wisatawan,” tutupnya.

Sementara itu, Dinas Kominfosandi hadir mengikuti Diskusi yang dihadiri Kabid PKP Cok Adithya WP mewakili Kadis Kominfosandi Dr. Drs. Ketut Suweca, M. Si .