Sampah masih tetap menjadi momok permasalahan bagi kita semua, terlebih dari semakin banyaknya volume sampah yang dihasilkan, baik bersumber dari aktivitas manusia seperti sampah sisa olahan rumah tangga maupun sampah yang dihasilkan dari proses alam, seperti sampah daun-daunan yang sudah jatuh. Jika kita tidak bijak dalam mengelolanya maka permasalah akan timbul yang berakibat pada pencemaran lingkungan dan kesehatan. Tentunya ini merupakan tanggungjawab kita bersama dalam pengelolaannya sehingga masalah sampah bisa diminimalisir.
Berkaitan dengan itu, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng sebagai Instansi teknis dalam pengelolaan kebersihan dan persampahan telah berbuat dan menyusun program untuk itu. Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, S.STP saat ditemui di ruang rapat DLH (24/1) menyampaikan program unggulan DLH yang berkaitan dengan pengelolaan kebersihan dan sampah tahun 2019 adalah pembentukan “Pasukan KEKO”. Pasukan KEKO adalah singkatan dari Pasukan Kebersihan Kota yang jumlahnya 184 orang dengan tugas melakukan penyapuan di tiga wilayah, antara lain wilayah Kota Singaraja, Lovina dan Kota Seririt. Dalam melakukan tugasnya mereka dibagi menjadi dua shift atau jam kerja, jam kerja pagi mulai dari pukul 05.00 wita sampai dengan 09.00 wita, sedangkan sorenya dimulai dari pukul 14.00 wita sampai dengan pukul 18.00 wita. Ada tiga jenis pasukan keko yang dibuat yaitu pasukan keko yang bertugas penyapuan di pinggir jalan, di sungai, dan di pinggir pantai dengan didukung dan diperkuat oleh pasukan unit sapu bersih (USB) dan Pasukan Angsa (Angkutan Sampah) Dinas Lingkungan Hidup. Sarana dan prasana yang diberikan kepada pasukan keko diantaranya pakaian kerja, jas ujan, sepatu boot, sapu, keranjang, dan alat kebersihan. (her)