Kepedulian pada endek dan songket produksi pengerajin tenun Buleleng kembali ditunjukan oleh Pemkab. Buleleng. Kali ini melalui Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Buleleng dilakukan penerbitan buku berjudul " Membangkitkan Endek dan Songket Buleleng" yang memuat liputan tentang sejarah tenun Buleleng maupun para penjaga keberadaan kain tenun endek dan songket Buleleng dan peran Dekranasda Buleleng yang diketuai oleh Gusti Ayu Aries Sujati.
Buku itu kemudian dibedah di Gedung Laksmi Graha, Senin, (1/4), yang dibuka Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana.
Kadis Perpustakaan Buleleng dr. Sukarmini melaporkan bahwa tujuan penerbitan buku dan bedah buku adalah untuk melestarikan tenun endek dan songket sehingga masyarakat khususnya pengerajin tenun sejahtera.
Bupati dalam sambutan lisan meminta agar buku tentang endek Buleleng kedepannya disusun eksklusif dengan desain dan cetak yang bagus untuk keperluan souvenir bagi tamu maupun promosi Buleleng.
Bupati mengharapkan bedah buku itu dapat memberi masukan agar produksi endek dan songket Buleleng lebih digemari masyarakat. Selain itu, diminta kepada peserta jika ada yang luput dari tulisan di buku agar diusulkan perbaikannya.
Terkait kebijakan Bupati PAS yang mengharuskan pegawai menggunakan pakian endek pada hari tertentu terus dilaksanakan yakni ketika memakai pakian adat pada hari kamis diminta atasan baju endek bagi pria dan kain endek bagi yang perempuan.
Diminta juga para pengerajin maupun lembaga terkait agar mendokumentasikan motif motif endek bahkan dipatenkan agar tidak dijiplak oleh pengerajin luar.
Dalam kesempatan itu, Bupati menantang Dinas Perpustakaan Buleleng agar pada anggaran tahun depan membuat buku yg bagus yang berisi hasil kerajinan Buleleng secara lengkap.
Hadir dalam kegiatan itu, Asisten III Setda Buleleng Gede Suyasa, Ketua Dekranasda Buleleng, Kadis Perpustakaan Bali, Kadis Perpustakaan Badung beserta undangan dari desa, pelajar dan masyarakat umum.
Buku setebal 114 halaman itu ditulis oleh Made Adnyana Ole, dibedah oleh Kadek Sonia dengan narasumber Ketut Rajin dan Ketua Dekranasda Buleleng Ir. Gusti Ayu Aries Sujati dengan moderator IB Surya.
Aries Sujati dalam paparannya mengungkapkan sejarah endek di Buleleng sejak abad ke 7. Dilengkapi juga dengan sejumlah motif endek di Buleleng yang khas seperti motif singa, anggur, dobol, skordi, matahari, anggrek dan banyak lagi jenisnya.
Disisi lain Aries Sujati memaparkan sejumlah tantangan bagi pengembangan endek Buleleng, antara lain perlunya adanya peningkatan SDM, Kreatifitas, Inovasi, Publikasi, dan Disrupsi 4.0 (st)