Meningkatnya perkembangan pengguna internet di medsos semestinya dimanfaatkan uuntuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan menyebarkan konten" positif. Sayangnya, beberapa pihak memanfaatkannya untuk menyebarkan informasi yang mengandung konten negatif. Jika hal tersebut dibiarkan, dikhawatirkan akan membahayakan generasi muda.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan juga mempunyai kewajiban untuk meminimalisir dampak hoax, terutama untuk anak-anak dan remaja. Hal ini dilakukan agar mereka tidak terlarut dalam informasi menyesatkan terlebih ke arah menyimpang.
Melihat hal tersebut, Dinas Kominfosandi Kab. Buleleng bekerjasama dengan Tim dari Relawan TIK Prov. Bali, mengadakan sosialisasi ttg "Cara Cerdas Menghadapi Hoax di Medsos". Kegiatan ini menyasar siswa siswi SMP TP 45 Sukasada yang dilaksankan di SMP TP 45 Sukasada, Ds. Wanagiri, pd hr ini Kamis, 3 Mei 2019. Sosialisai ini diikuti oleh peserta dari siswa kls VII, VIII, IX SMP TP 45 sukasada yg jml nya sekitar 100 orang.
Acara dibuka dan dipimpin oleh Kepala Sekolah, Nyoman Subagia, S. Pd, yang dalam sambutannya memberikan apresiasi positif terhadap kegiatan ini. Menurutnya media sosial yang dekat dengang generasi muda khususnya pelajar tak bisa dipisahkan sebagai sumber informasi, namun dengan meningkatnya peredaran situs-situs dan konten yang mengandung unsur negatif belakangan ini sudah sangat mengkhawatirkan. Untukk itu melalui sosialisasi ini diharapkan dapatt memberikan tambahan bekal pengetahuan di kalangan siswa tentang bagaimana cara menyikapi serangan hoax di medsos, sehingga pengaruh negatifnya bisa diminimalisir dan para siswa lebih bijak dan cerdas dalam memanfaatkan internet khususnya di media sosial.
Bertindak selaku narasumber I Pt. Gd. Krisna Juliharta dari Relawan TIK Prov. Bali dalam paparannya memberikan saran dan trik belajar mengenal hoax kepada para siswa dengan mengenali situs-situs berita yang sah dan mulai lebih cermat mengenali konten" berkualitas rendah.
Menurutnya kata-kata yg ditulis dg huruf kapital semua, berita dengan kesalahan tata bahasa yg mencolok, klaim berani tanpa sumber yang kredibel serta gambar yang sensasional adalah beberapa ciri-ciri awal sekaligus petunjuk bahwa para siswa harus ber hati-hati dan bersikap skeptis thd informasi tersebut". Lebih jauh Krisna menyarankan kepada para siswa untuk selalu memeriksa " tentang kami " atau profil situs web dan sll mencari tahu siapa saja yg mendukung dan terkait dg situs tersebut. Ia juga menyarankan untuk selau memeriksa kebenaran berita dari situs tersebut di website lain seperti Snopes, wikipedia dan google sebelum buru-buru mempercayai informasi itu. Karena biasanya berita hoax akan berusaha memicu reaksi ekstrem pembacanya.
Sosialisasi ini diikuti oleh para siswa dengan tertib dan antusias, terlihat dari beberpa pertanyaan kritis yang diajukan dalam sesi tanya jawab dan diskusi.
Hadir dari Kominfisandi Kabid PLIP, Putu Idayati, SE dan Kasi Pengelolaan Informasi Publik, Ketut Reniati, SE, MAP. (reni-plip)