(0362) 21146
kominfosanti@bulelengkab.go.id
Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik

Kominfosandi Buleleng Gelar Kampanye Literasi Keamanan Siber

Admin kominfosanti | 20 November 2019 | 215 kali

Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian (Kominfosandi) Kabupaten Buleleng menggandeng tiga narasumber ahli pananganan siber guna memberikan literasi yang dikemas dalam gelaran Kampanye Literasi Keamanan Siber di Gedung Sasana Budaya Singaraja, Selasa, (19/11).

Dalam kesempatan itu, Bupati Buleleng yang diwakili Asisten III Setda Buleleng Gede Suyasa menyampaikan apresiasi kepada Dinas Kominfosandi Buleleng yang telah menggelar literasi keamanan siber di Buleleng. Selain itu, pihaknya juga menilai kegiatan kampanye literasi siber adalah suatu langkah strategis dalam memberikan pemahaman kepada generasi muda dan juga sekaligus membuka kesadaran masyarakat untuk bijak dalam dunia siber atau media sosial. Lebih lanjut Gede Suaya juga meminta seluruh peserta literasi untuk serius mendengarkan materi dari para narasumber, sehingga ilmu yang diperoleh dapat diketuk tularkan dilingkungannya masing-masing.

Selanjutnya, Gede Suyasa didampingi Kadis Kominfosandi Buleleng, I Ketut Suweca dan para narasumber membuka secara resmi Kampanye Literasi Keamanan Siber yang ditandai dengan pemukulan gong dan penyerahan cinderamata kepada para narasumber.

Sementara itu, dalam laporan Kadis Suweca dijelaskan bahwa kegiatan literasi kemanan siber dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan keamanan informasi, untuk melindungi data pribadi serta berlaku bijak di ruang siber. 

Lebih lanjut Kadis Suweca menerangkan, Dinas Kominfosandi Buleleng melalui Bidang Persandian juga telah membentuk satuan tugas CIRT (Cyber Insident Response Team) sejak beberapa bulan lalu di Tahun 2019. Keberadaan CIRT di Buleleng diperuntukan untuk memverifikasi informasi yang beredar di ruang siber agar masyarakat tidak terjerumus oleh informasi HOAX. Selain itu, Kadis Suweca juga mengaku telah menerapkan sertifikat Elektronik (SE) atau tanda tangan elektronik dalam mengurus surat ataupun dokumen perkantoran. Hal itu dimaksudkan untuk lebih efisien dan efektif dalam melaksanakan tanda tangan, tidak hanya itu saja, SE juga merupakan aplikasi yang tidak mudah untuk dipalsukan.

Dalam pemaparan literasi, salah satu narasumber, Anton Setiyawan, S.Si.,M.M yang merupakan Direktur Proteksi Ekonomi Digital, Deputi II-BSSN RI menjelaskan terkait sasaran serangan siber dan daya tembus strategi perang siber. Anton menegaskan sasaran serangan siber adalah fisik dan non fisik, dimana sekarang ini lebih cenderung kepada serangan non fisik. Pihaknya menilai serangan siber non fisik di Indonesia selama ini bertujuan menjatuhkan ideologi Pancasila. Melihat serangan itu banyak diakses oleh generasi muda, pihaknya meminta seluruh peserta literasi untuk lebih bijak bermedia sosial dan selalu mengunggah hal-hal positif. Selain itu, Anton juga memberikan pemahaman terkait tata cara melindungi akun agar tidak mudah di-hack oleh pihak yang ingin mencuri data.

Turut hadir sebagai peserta literasi, pelajar SMA/SMK, perguruan tinggi dan pengelola operator website pemerintah lingkup Kabupaten Buleleng. (Agst)