(0362) 21146
kominfosanti@bulelengkab.go.id
Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik

Lovina Festival VII Tahun 2018 Resmi Dibuka: Konsistensi Festival, Investasi Jangka Panjang Pariwisata

Admin kominfosanti | 28 September 2018 | 347 kali

Ajang pariwisata tahunan Lovina Festival kembali digelar. Even yang juga dirangkaikan dengan kegiatan Sail Indonesia ini sudah memasuki tahun ketujuh. Lovinal Festival VII tahun 2018 resmi dibuka di kawasan Pantai Lovina, Singaraja.

 

Pembukaan secara resmi dilakukan oleh Tenaga Ahli Bidang Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata, Kementrian Pariwisata, Prof. Dr. Ir. Gede Pitana dengan ditandai penyulutan obor di Panggung Utama, Rabu, (26/9).

Gede Pitana menjelaskan bahwa keberadaan festival sangat penting untuk menunjang pariwisata. Festival adalah salah satu cara yang efektif untuk mempromosikan suatu destinasi pariwisata. Promosi merupakan sebuah investasi sehingga kurang tepat jika dikatakan sebuah festival adalah kegiatan yang menghambur-hamburan biaya. Festival memberikan dampak baik secara langsung, tidak langsung dan dampak ikutan. “Jadi rasanya kurang tepat sebuah festival dikatakan mengambur-hamburkan uang. Festival adalah ajang promosi sebagai salah satu investasi pariwsata sehingga memberikan dampak secara langsung maupun tidak langsung,” jelasnya.

Lebih lanjut, dirinya mengatakan banyak kalangan terperangkap menilai sebuah festival hanya dari dampak langsungnya sehingga keluar kesimpulan bahwa sebuah festival memberikan dampak yang sangat kecil bagi kemajuan pariwisata. Menurutnya, cara pandang ini harus dirubah dengan melihat festival sebagai sebuah investasi yang hasilnya akan terlihat beberapa tahun kemudian. “Oleh karena itu, konsistensi sebuah festival merupakan suatu keharusan untuk memajukan pariwisata,” ujar Gede Pitana.

Sementara itu, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST dalam sambutan selamat datangnya kembali menitipkan pembangunan aksesibilitas di Buleleng kepada Kementrian Pariwisata. Hal ini dibutuhkan mengingat Lovina sudah menjadi ikon dari Bali Utara. Dengan pemerataan pembangunan di Bali dan juga target 20 juta wisatawan, infrastruktur sangat dibutuhkan untuk memajukan pariwisata khususnya di Kabupaten Buleleng. “Saya mendorong terus bagaimana target 20 juta wisatawan ini bukan hanya sebagai target saja melainkan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Bali agar idak terkooptasi terus di selatan,” ungkapnya.

Dirinya menambahkan infrastruktur yang dimaksud adalah pembangunan shortcut yang cepat dan pembangunan bandara yang cepat. Dengan begitu aksesibilitas sangat penting untuk kemajuan pariwisata di Buleleng. Ketersediaan dua infrastruktur itu bisa membuka akses dari entry point Bandara Ngurah Rai tidak terlalu jauh lagi. “Dengan akses tersebut dan juga adanya bandara, perkembangan pariwisata di Buleleng bisa semakin meningkat,” tandas Agus Suradnyana.