World Mangosteen Fiesta atau Festival Manggis digelar di lapangan Desa Galungan Kecamatan Sawan. Kegiatan berlangsung dua hari,23-24 Maret, dibuka dengan cara melepas balon dan sejumlah burung merpati
oleh Gubernur Bali Wayan Koster dan istri Putri Suastini Koster didampingi Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Wakil Bupati Nyoman Sutjidra dan istri Wardani Sutjidra serta Kadis Pangan dan Hortikultura Bali dan Plt Kadis Pertanian Buleleng.
Dalam sambutannya Bupati mengatakan festival itu bertujuan untuk memperkenalkan potensi hortikultura Buleleng khususnya buah manggis yang sudah menyasar pasar eksport sampai China. Diharapkan dengan harga manggis membaik semua petani manggis di Buleleng lebih bergairah dan menata tanaman manggisnya sehingga hasilnya lebih berkualitas dan tetap digemari pasar luar negeri.
Dalam kesempatan itu, Bupati menyinggung betapa penting dan dibutuhkan pembangunan pengawet buah dengan sistem iradiasi gama agar kualitas buah lokal Buleleng lebih terjamin secara internasional serta lebih tahan lama.
Selain itu diusulkan agar kedepannya bantuan sosial dari Pemrov. Bali sebagian untuk pemberdayaan masyarakat khususnya petani.
Menanggapi hal itu, Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan sepakat dan akan mengkaji lebih dalam bantuan sosial yang diperuntukan bagi petani untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya.
Demikian juga terkait pengawet buah dengan sistem iradiasi gama yang bernilai Rp.156 Milyar akan diusulkan penanggarannya ke Bapenas dan Kementerian Pertanian, serta skema penganggarannya oleh Pemrov Bali.
Ditengah memberi sambutan, Gubernur mengajak berdialog Gung Weda dari JCI serta salah satu petani Desa Galungan tentang festival itu maupun perkembangan manggis dari sisi harga,kualitas dan pasar eksportnya.
Gubernur menyatakan juga akan menggelar festival serupa dalam skup Bali.
Dijelaskan perlindungan pada buah lokal Bali sudah tertuang dalam Pergub. Bali no.99 tahun 2018 yang intinya melindungi buah lokal dari hulu sampai hilir." Selama ini hanya fokus pada bagian hulu bagaimana produksinya tapi setelah panen harga anjlok. Maka kini digarap sektor hilirnya, antara lain mewajibkan hotel menyediakan buah lokal Bali dan hasil olahannya di kamar hotel. Hotel tidak rugi karena yang bayar buah itu adalah turis yang nginap di hotel itu," ucapnya.
Namun demikian untuk menjaga kualitas ekspor pihaknya akan memberikan pendampingan baik dari kemasan dan pemaketannya. Diharapkan j hasil produksi buah lokal bisa menumbuhkan industri rumahan dan untuk ini pihak Pemrov Bali akan memberi pendampingan.
Selain itu untuk menjaga harga buah stabil akan dikaji pendirian Perusda yang akan membeli hasil produksi buah lokal dengan harga menguntungkan petani.
Sebelum festival dibuka sekitar pukul 11.00, Gubenur dan rombongan meninjau stand dari kecamatan penghasil manggis dan olahannya. Sementara itu diadakan kontes duren lokal dan buah manggis. Setelah lomba para pengunjung secara spontan tertarik mencicipi manggis dan duren secara gratis. Dalam satu jam dua ton buah manggis dan duren nyaris habis dicicipi meskipun festival belum dibuka. (st)
Sumber: bulelengkab.go.id