Kopi asal Buleleng, Bali, yang selama ini belum terlalu dikenal masyarakat luas, kini mulai dikembangkan oleh Pemkab Buleleng. Seperti diketahui, Kabupaten Buleleng memiliki keunggulan geografis dan iklim yang dapat menghasilkan kopi yang mempunyai cita rasa dan aroma yang digemari masyarakat dunia. Seperti Desa Sekumpul Kecamatan Sawan dan Desa Banyuatis Kecamatan Banjar. Setiap tahunnya, permintaan kopi dari seluruh dunia terus meningkat. Ini dikarenakan, cita rasa kopi dari Indonesia sangat berbeda dari Negara lain.
Melihat peluang tersebut, Pemkab Buleleng bekerjasama dengan Junior Chamber Internasional (JCI) Buleleng menyelenggarakan Buleleng Coffee festival (Bulcofest) sebagai upaya pengenalan kepada masyarakat luas tentang kopi asal Buleleng. Selain itu, festival ini juga bertujuan untuk menggali keunggulan kopi Buleleng untuk peningkatan daya saing usaha, nilai tambah, produktivitas dan mutu produk. Sehingga, Kopi Buleleng nantinya mampu menembus pasar ekspor.
Acara yang diselenggarakan di Desa Sekumpul Kecamatan Sawan ini dibuka langsung Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST, Sabtu (1/12/2018). Bupati Agus mengaku dirinya sangat mendukung petani yang ingin membudidayakan tanaman kopi. Bupati Agus menjelaskan, kopi memiliki pasar yang sangat bagus, baik itu di dalam negeri maupun di luar negeri. Ia menambahkan, kopi dapat dijadikan berbagai macam olahan sehingga memiliki nilai jual yang berbeda. “Nanti mungkin ibu-ibu PKK bisa membuat olahan makanan dengan bahan dasar kopi misalnya jajanan tradisional dan roti dengan rasa kopi,” ungkapnya. Bupati Agus mengaku akan terus berusaha untuk mempromosikan kopi Buleleng. Menurutnya, Kabupaten Buleleng memiliki keunggulan kopi yang tidak dimiliki daerah lain. “Untuk pasar lokal saya yakin Kopi Buleleng mampu bersaing. Kenggulan ini lah yang harus kita kembangkan sehingga kopi Buleleng dapat berkembang,” papar Bupati Agus.
Sementara Kepala Dinas Pertanian Ir. Nyoman Genep,MT, mengatakan, selama ini petani kopi di Buleleng masih bersifat tumpang sari. Sehingga, kata dia, Pemkab Buleleng akan memfasilitasi kebutuhan petani mulai dari cara budidaya, penggunaan bibit unggul dan memberikan pemahaman tentang pentingnya penggunaan pupuk organik untuk kopi dengan kualitas ekspor. “Petani harus mau menggunakan pupuk organik agar kualitas kopi tetap terjaga. Selain itu pupuk organik juga banyak memiliki menafaat untuk struktur tanah,” jelasnya. Pihaknya berjanji akan terus mengadakan festival kopi ini untuk lebih mengenalkan kopi dengan membentuk kelompok petani kopi untuk memberikan pembinaan tentang cara budidaya kopi dengan baik. “Nanti kita akan berikan pembelajaran bagaimana cara membudidayakan kopi yang baik, sumber bibitnya, pada umumnya saat panen harga kopi akan turun, sehingga dengan dikelompokan harga kopi tidak terlalu turun karena sudah memiliki kualitas yang baik,” pungkasnya.