(0362) 21146
kominfosanti@bulelengkab.go.id
Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik

JATILUWIH “ALA” SUBUK

Admin kominfosanti | 03 Juli 2018 | 1129 kali

 Membahas panorama alam Buleleng tentunya tak akan ada habisnya. Hyang Widhi/Tuhan telah memberikan keindahan alam dengan segala potensi yang ada didalamnya. Kita sebagai manusia seharusnya tetap menjaga dan selalu mensyukuri nikmat alam yang telah diberikan-Nya. Salah satu panorama alam yang dapat menjadi daya tarik wisata adalah panorama alam agraris berupa hamparan persawahan yang berliku-liku dengan teraseringnya yang berundag-undag. Bila kita melewati jalan yang melintas kearah Busungbiu, baik yang melewati Desa Mayong maupun yang kearah Desa Busungbiu menuju Pupuan, maka akan dijumpai hamparan sawah dengan segala keindahannya.

Desa Subuk, salah satu desa yang ada di Kecamatan Busungbiu memiliki panorama alam yang indah disertai dengan sawah berundak. Sebagian besar daerah Subuk merupakan kawasan persawahan yang ditata bertingkat atau berundak dan mengikuti kontur tanah yang bertingkat, dan Bali sangat dikenal dengan sawah terasering. Sistem pengairan sawah yang digunakan adalah pengairan Subak, yaitu sistem irigasi tradisional Bali yang berbasis masyarakat. Subak ini memiliki pura yang dibangun untuk memuja dewi kemakmuran atau dewi kesuburan. Selain pemandangan sawah berteras, anda juga dapat menikmati pemandangan sungai, pura, atau rumah-rumah penduduk yang masih sederhana. Suasana pedesaan benar-benar alami dan damai, dapat anda rasakan.Udaranya juga relatif sejuk di desa ini.

Menurut penuturan I Made Astawa, SE selaku Penjabat Perbekel Desa Subuk, bahwasannya kawasan pertanian di desanya memang banyak dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Banyak wisatawan memanfaatkan waktunya untuk bersantai sambil melakukan kegiatan fotografi menikmati panorama hamparan pertanian di desanya. Penduduk Desa Subuk mayoritas berprofesi sebagai petani dan peternak. Setiap hari para petani terlihat sibuk di sawahnya.Mereka mengelola sawah dengan cara yang masih tradisional, yang tentunya merupakan sebuah kegiatan yang jarang atau bahkan tidak ditemukan di tempat tinggal para wisatawan.

Made Astawa menambahkan, dari potensi tersebut, banyak kendala yang dihadapi untuk pengembangannya, karena disekitar panorama alam hamparan sawah tidak ada tanah yang dimiliki oleh desa. Kebanyakan tanah yang ada disekitar pemandangan hamparan sawah tersebut dimiliki oleh perorangan sehingga agak sulit membangun sarana penunjang pariwisata seperti lahan parkir dan kamar mandi/wc umum.

Dari hasil kunjungan ke Subuk, panorama alam pertaniannya memang mirip dengan Jatiluwih. Terlihat banyak wisatawan yang berhenti di jalur Subuk untuk melepas kepenatan dan mengabadikan panorama alam persawahannya. Kebanyakan wisatawan yang lewat hanya berhenti sebentar untuk melakukan aktifitas fotografi karena memang disepanjang jalan di Subuk belum terdapat fasilitas parkir umum.

Subuk memang cocok untuk anda yang ingin menikmati suasana pedesaan di Buleleng. Suasana yang tenang, asri, dan alami sangat berbeda dengan daerah perkotaan yang penuh keramaian. Tempat ini bisa menjadi tujuan wisata bagi anda yang penat dengan kehidupan kota dan ingin menghilangkan kejenuhan. (sur)

Sima 2015

Download disini